Langsung ke konten utama

Temukan Potensi Tersembunyi di Hal yang Kamu Benci, dan Kamu Akan Terkejut!

Apakah Anda pernah merasa malas, bosan, atau tidak termotivasi untuk melakukan sesuatu yang Anda tahu penting atau bermanfaat bagi Anda? Apakah Anda pernah menunda-nunda pekerjaan, belajar, olahraga, atau kegiatan lain yang Anda anggap tidak menyenangkan atau menantang? Jika jawabannya ya, maka Anda tidak sendirian. Banyak orang mengalami hal yang sama, dan seringkali mereka mencari cara untuk menghindari atau mengurangi hal-hal yang mereka tidak suka.

Namun, apakah Anda tahu bahwa ada seorang filsuf dan psikolog Amerika yang hidup pada abad ke-19 yang menyarankan hal yang berlawanan? Namanya adalah William James, dan ia dikenal sebagai salah satu tokoh utama dalam gerakan pragmatisme dan psikologi fungsional. Ia pernah mengatakan:

Setiap orang harus melakukan setidaknya dua hal setiap hari yang ia benci untuk dilakukan, hanya untuk berlatih.” — WILLIAM JAMES

Apa maksud dari kutipan ini? Mengapa kita harus melakukan hal yang kita benci setiap hari? Apa manfaatnya bagi kita? Dalam artikel ini, kita akan mencoba menjawab pertanyaan-pertanyaan ini dan menguraikan ide yang tersirat dalam kutipan William James.

Kutipan ini berasal dari sebuah esai yang ditulis oleh William James pada tahun 1899, yang berjudul “On a Certain Blindness in Human Beings”. Dalam esai ini, ia membahas tentang bagaimana manusia seringkali tidak mampu menghargai atau memahami sudut pandang, pengalaman, atau nilai-nilai orang lain yang berbeda dari diri mereka sendiri. Ia menyebut fenomena ini sebagai “selective blindness” (kebutaan tertentu) yang dimiliki oleh manusia.

Ia juga mengemukakan bahwa salah satu cara untuk mengatasi kebutaan ini adalah dengan melatih diri kita untuk menjadi lebih terbuka, fleksibel, dan toleran terhadap perbedaan. Ia menulis:

"The only way to develop a true sympathy with all the varieties of human nature is to bring all the varieties of our own spiritual nature into contact with them. The only way to get rid of our own blindness is to exercise our vision on as many different kinds of objects as possible. The only way to become truly free is to make our wills flexible and obedient to the demands of reality. And the only way to do this is to practice doing it, to do something every day that we hate to do, just for the sake of practice."

Dalam kutipan ini, ia menekankan pentingnya melatih diri kita untuk melakukan hal-hal yang kita benci, bukan karena kita harus atau diharuskan, tetapi karena kita ingin atau memilih untuk melakukannya. Ia menganggap hal ini sebagai sebuah latihan yang dapat membantu kita untuk mengembangkan kemampuan kita untuk beradaptasi, berempati, dan berkembang sebagai manusia.

Mengapa Kita Harus Melakukan Hal yang Kita Benci Setiap Hari?

Mungkin Anda bertanya-tanya, apa gunanya melakukan hal yang kita benci setiap hari? Apa karena kurang kerjaan? bukankah itu hanya akan membuat kita merasa tidak bahagia, stres, atau frustasi? Apa yang kita dapatkan dari melakukannya?

Sebenarnya, ada banyak manfaat yang bisa kita peroleh dari melakukan hal yang tidak kita sukai setiap hari, baik untuk diri kita sendiri maupun untuk orang lain. Berikut adalah beberapa di antaranya:

  • Meningkatkan disiplin diri. Dengan melakukan hal yang kita benci setiap hari, kita dapat melatih diri kita untuk mengatasi rasa malas, takut, atau ragu yang seringkali menghalangi kita untuk mencapai tujuan atau impian kita. Kita dapat belajar untuk mengendalikan emosi, pikiran, dan tindakan kita, dan tidak membiarkan hal-hal negatif menguasai kita. Kita dapat menjadi lebih bertanggung jawab, mandiri, dan produktif.
  • Mengembangkan kemampuan berpikir kritis. Dengan melakukan hal yang kita benci setiap hari, kita dapat melatih diri kita untuk melihat sesuatu dari berbagai sudut pandang, bukan hanya dari perspektif kita sendiri. Kita dapat belajar untuk menganalisis, mengevaluasi, dan menyelesaikan masalah dengan lebih baik. Kita dapat menjadi lebih objektif, rasional, dan kreatif.
  • Meningkatkan kepercayaan diri. Dengan melakukan hal yang kita benci setiap hari, kita dapat melatih diri kita untuk menghadapi tantangan, risiko, atau kesulitan yang mungkin kita temui dalam hidup. Kita dapat belajar untuk mengatasi rasa takut, cemas, atau minder yang seringkali menghambat kita untuk mencoba hal-hal baru atau berani tampil. Kita dapat menjadi lebih percaya diri, berani, dan optimis.
  • Mengembangkan keterampilan sosial. Dengan melakukan hal yang kita benci setiap hari, kita dapat melatih diri kita untuk berinteraksi, berkomunikasi, dan bekerja sama dengan orang-orang yang berbeda dari kita, baik dalam hal latar belakang, kepribadian, atau preferensi. Kita dapat belajar untuk menghargai, memahami, dan menghormati perbedaan. Kita dapat menjadi lebih ramah, sopan, dan kooperatif.
  • Meningkatkan kesehatan fisik dan mental. Dengan melakukan hal yang kita benci setiap hari, kita dapat melatih diri kita untuk menjaga keseimbangan antara pekerjaan, belajar, dan rekreasi. Kita dapat belajar untuk mengelola stres, waktu, dan energi kita dengan lebih baik. Kita dapat menjadi lebih sehat, bahagia, dan sejahtera.

Bagaimana Cara Melakukan Hal yang Kita Benci Setiap Hari?

Setelah mengetahui manfaat-manfaat dari melakukan hal yang kita benci setiap hari, mungkin Anda tertarik untuk mencobanya. Namun, bagaimana cara melakukannya? Apa yang harus dilakukan? Berikut adalah beberapa tips yang bisa dilakukan:

  • Pilih dua hal yang Anda benci untuk dilakukan setiap hari. Hal-hal ini bisa berupa pekerjaan, belajar, olahraga, kegiatan rumah tangga, atau apapun yang Anda anggap tidak menyenangkan atau menantang. Pastikan hal-hal ini bermanfaat bagi Anda atau orang lain, dan tidak melanggar hukum, etika, atau norma sosial.
  • Lakukan hal-hal tersebut pada waktu yang tepat. Anda bisa memilih waktu yang paling sesuai untuk melakukan hal-hal yang Anda benci, misalnya di pagi hari, siang hari, atau malam hari. Anda juga bisa menyesuaikan waktu tersebut dengan jadwal, prioritas, atau kondisi Anda. Yang penting, Anda harus konsisten dan disiplin untuk melakukannya setiap hari.
  • Lakukan hal-hal tersebut dengan penuh kesadaran. Anda harus melakukan hal-hal yang Anda benci dengan sadar dan sengaja, bukan dengan terpaksa atau tanpa pikir panjang. Anda harus memahami tujuan, manfaat, dan konsekuensi dari hal-hal tersebut, dan tidak mengeluh, menyalahkan, atau menyesali diri sendiri. Anda harus menganggap hal-hal tersebut sebagai sebuah tantangan, bukan sebagai sebuah beban.
  • Lakukan hal-hal tersebut dengan sebaik-baiknya. Anda harus melakukan hal-hal yang Anda benci dengan kualitas, standar, atau kriteria yang tinggi, bukan dengan asal-asalan, sembarangan, atau setengah-setengah. Anda harus berusaha untuk memberikan hasil, dampak, atau nilai yang positif, bukan yang negatif, merugikan, atau sia-sia. Anda harus menghargai, mengapresiasi, dan membanggakan diri sendiri atas hal-hal tersebut.
  • Lakukan hal-hal tersebut dengan senang hati. Anda harus melakukan hal-hal yang Anda benci dengan sikap, perasaan, atau emosi yang positif, bukan yang negatif, marah, atau sedih. Anda harus mencari sisi baik, pelajaran, atau hikmah dari hal-hal tersebut, dan tidak membiarkan hal-hal tersebut mengurangi kebahagiaan atau kesejahteraan Anda. Anda harus bersyukur, bersabar, dan bersemangat untuk melakukan hal-hal tersebut.

Apa yang Bisa Kita Pelajari?

Dari kutipan William James di atas, kita bisa belajar atau mendapatkan beberapa ide yang penting dan bermanfaat bagi kehidupan kita, antara lain:

  • Kita memiliki kekuatan untuk memilih. Kutipan ini menunjukkan bahwa kita memiliki kebebasan dan tanggung jawab untuk memilih apa yang kita lakukan setiap hari, termasuk hal-hal yang kita benci. Kita tidak harus menjadi korban atau budak dari keadaan, lingkungan, atau orang lain. Kita bisa menjadi pemimpin atau penggerak dari diri kita sendiri.
  • Kita memiliki potensi untuk berkembang. Kutipan ini menunjukkan bahwa kita memiliki kemampuan dan kesempatan untuk meningkatkan diri kita setiap hari, yaitu dengan melakukan hal-hal yang kita tidak suka. Kita tidak harus menjadi stagnan atau puas dengan apa yang kita miliki atau bisa miliki. Kita bisa menjadi lebih baik atau hebat dari sebelumnya.
  • Kita memiliki nilai untuk berkontribusi. Kutipan ini menunjukkan bahwa kita memiliki tujuan dan bisa berdampak untuk memberikan sesuatu yang bermanfaat bagi diri kita sendiri atau orang lain, dengan melakukan hal-hal yang kita tidak suka itu. Kita tidak harus menjadi beban atau penghambat dari kemajuan atau kesejahteraan. Kita bisa menjadi inspirasi dari perubahan atau peningkatan kualitas hidup.

Kesimpulan.

Pada akhirnya, keputusan untuk kita mau melakukan atau mengerjakan hal yang kita benci, kita tidak suka, setiap hari atau tidak, itu adalah pilihan pribadi masing-masing. Namun, jika ingin menjadi manusia yang lebih baik, lebih kuat, dan lebih bermanfaat, maka kita perlu berani menghadapi tantangan dan keluar dari zona nyaman kita. Dengan melatih diri kita untuk melakukan hal yang kita tidak suka setiap hari, kita dapat mengembangkan kekuatan dan potensi yang tersembunyi di balik hal-hal yang kita benci itu.

Mulailah dengan hal-hal kecil yang Anda rasa tidak terlalu sulit, kemudian mulai ditingkatkan secara bertahap. Dengan berlatih secara konsisten, Anda akan mulai melihat perubahan positif dalam diri Anda. Anda akan menjadi lebih disiplin, berpikiran kritis, dan percaya diri. 

Sebagai penutup saya ingin mengutip apa yang pernah disampaikan Deddy Corbuzier, kurang lebih begini:

“Saya melakukan hal-hal yang saya benci setiap hari. Saya bangun jam 4 pagi, saya berolahraga, saya berpuasa. Saya melakukan hal-hal yang saya benci untuk melatih diri saya sendiri. Saya melakukan hal-hal yang saya benci untuk menjadi orang yang lebih baik. Saya melakukan hal-hal yang saya benci untuk menjadi orang yang lebih sukses. Saya melakukan hal-hal yang saya benci untuk menjadi orang yang lebih bahagia.”

"Saya suka melakukan hal-hal yang saya benci. Kenapa? Karena hal itu dapat membuat saya berkembang. Ketika kita melakukan hal-hal yang kita sukai, kita cenderung untuk merasa nyaman dan tidak perlu berusaha keras. Hal ini dapat membuat kita menjadi malas dan tidak berkembang. Sebaliknya, ketika kita melakukan hal-hal yang kita benci, kita cenderung untuk merasa tidak nyaman dan harus berusaha keras. Hal ini dapat membuat kita menjadi lebih disiplin dan termotivasi. Selain itu, hal ini juga dapat membantu kita untuk mengembangkan kemampuan dan keterampilan baru."

*Artikel ini merupakan hasil olahan dari berbagai sumber dengan bantuan Ai, Copilot dari Bing, serta Bard dari Google. | Gambar ilustrasi dari stock.adobe.com.


Komentar

  1. Aku setuju banget ini. Kita mestinya berlatih melakukan hal-hal yang kita benci agar hidup lebih seimbang, mampu bersyukur, serta berkembang. Setuju banget. Aku sudah mempraktekkan ini. Awalnya sulit dan cenderung nggak nyaman. Tapi itu justru memaksa otak untuk belajar dan belajar. Akhirnya aku jadi terbiasa. Ini rupanya digagas oleh psikolog William James ya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ah mantap ini, sudah mengaplikasikannya dalam aktivitas harian. Ia kak, ini digagas oleh William James. Aku pertama kali dengar ini dari Deddy Corbuzier.

      Hapus
  2. Setuju. kita harus melakukan hal yang kita benci tapi yang betul-betul memberikan manfaat untuk kita dan sekitar.

    BalasHapus
  3. Baca artikel ini dapat insight baru bagaimana cara memandang hidup, dan kadang memang antara benci dan suka itu beda tipis, sehingga jangan membenci sesuatu secara berlebihan, beberapa kali saya mencoba apa yang saya benci, contoh makanan, saya tidak suka tauge dan seledri, namun saya paksa coba ternyata enak dan hasilnya justru saya malah jadi suka, namun untuk hal lain yang lebih besar belum saya cobain, sepertinya memang harus dicoba juga

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hai Sabrina, senang kalau artikel ini bisa bermanfaat. Salam sukses.

      Hapus
  4. Setelah membaca artikel ini baru menyadari bahwa betul juga dengan melakukan hal yang kita benci justru kita menemukan banyak hal, ternyata akupun melakukannya selama ini, memang harus memaksa diri tapi setelahnya akan lebih baik lagi

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ya, betul. Saya juga waktu menyiapkan artikel ini jadi belajar dan ini menjadi catatan penting utk saya pribadi. Terima kasih Dyah sudah mampir di blog ini. Salam sukses ya...

      Hapus
  5. Baca di awal agak bingung sebenarnya yang kubenci itu apa, ternyata aku baru sadar kalau paling malas buat olahraga, dan benci tentunya. Padahal udah ada efeknya kalau nggak olahraga, badan capek semua. Semoga bisa konsisten setelah baca ini memang awalnya harus dipaksa

    BalasHapus
    Balasan
    1. hehehe gitu ya ? :) selamat berusaha ya, semoga bisa konsisten dan sukses. Terima kasih Alfa

      Hapus
  6. Membaca artikel ini saya jadi ingat dengan perkataan Master Oogway atau Master Shifu, kurang lebih kaya gini, jika kita hanya melakukan apa yang kita bisa, kapan kita akan berkembang?.

    BalasHapus
    Balasan
    1. wah keren, kungfu panda, master Oogway... tq ya Adri sudah mampir...

      Hapus
  7. Aku setuju di bagian : kerja keras lah yang bikin kita maju meski kita benci karena melelahkan. Tapi aku memilih tengah-tengah aja. Seimbang aja melakukan hal yang disukai dan dibenci.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Cakep... betul itu, saya sepakat. kita juga butuh keseimbangan. Terima kasih Lasmicika sudah mampir di sini.

      Hapus
  8. Hal yang kita benci adalah hal yang malas untuk diri kita lakukan. Susah banget melawan rasa malas. Kuncinya ya disiplin diri sendiri untuk melawan

    BalasHapus

Posting Komentar